Perjalanan Introspektif ke Keterampilan Negosiasi

Dorothy Balancio menskalakan

Perjalanan Introspektif Menuju Keterampilan Negosiasi di Radio ICERM mengudara pada hari Sabtu, 7 Mei 2016 pukul 2 Waktu Bagian Timur (New York).

Dorothy Balanceo

Dengarkan acara bincang-bincang Radio ICERM, “Lets Talk About It,” untuk wawancara inspiratif dengan Dr. Dorothy Balancio, Direktur Eksekutif Organisasi Louis Balancio untuk Resolusi Konflik, dan Profesor Penuh serta Direktur Program, Sekolah Ilmu Sosial dan Perilaku di Mercy College di Dobbs Ferry, NY.

Dalam episode ini, tamu terhormat kami, Dr. Dorothy Balancio, berbicara tentang mediasi, negosiasi, dan program resolusi konflik lainnya di Mercy College dan di Organisasi Louis Balancio untuk Resolusi Konflik

DrBalancio juga berbicara tentang buku resolusi konflik barunya, “Managing Conflict: An Introspective Journey to Negotiation Skills,” sebuah buku yang mengingatkan kita akan pentingnya introspeksi dalam pembelajaran dan praktik resolusi konflik, khususnya dalam “perkembangan negosiasi” dan keterampilan mediasi.

Share

Artikel terkait

Agama di Igboland: Diversifikasi, Relevansi, dan Kepemilikan

Agama merupakan salah satu fenomena sosio-ekonomi yang mempunyai dampak yang tidak dapat disangkal terhadap umat manusia di mana pun di dunia. Meskipun terlihat sakral, agama tidak hanya penting untuk memahami keberadaan penduduk asli tetapi juga memiliki relevansi kebijakan dalam konteks antaretnis dan pembangunan. Bukti sejarah dan etnografis mengenai berbagai manifestasi dan nomenklatur fenomena agama berlimpah. Bangsa Igbo di Nigeria Selatan, di kedua sisi Sungai Niger, adalah salah satu kelompok budaya kewirausahaan kulit hitam terbesar di Afrika, dengan semangat keagamaan yang jelas yang berimplikasi pada pembangunan berkelanjutan dan interaksi antaretnis dalam batas-batas tradisionalnya. Namun lanskap keagamaan di Igboland terus berubah. Hingga tahun 1840, agama dominan masyarakat Igbo adalah agama asli atau tradisional. Kurang dari dua dekade kemudian, ketika aktivitas misionaris Kristen dimulai di wilayah tersebut, sebuah kekuatan baru muncul yang pada akhirnya akan mengubah lanskap keagamaan masyarakat adat di wilayah tersebut. Kekristenan tumbuh mengerdilkan dominasi agama Kristen. Sebelum seratus tahun agama Kristen di Igboland, Islam dan agama lain yang kurang hegemonik muncul untuk bersaing dengan agama asli Igbo dan Kristen. Makalah ini menelusuri diversifikasi agama dan relevansi fungsinya terhadap pembangunan harmonis di Igboland. Ini mengambil data dari karya yang diterbitkan, wawancara, dan artefak. Argumennya adalah ketika agama-agama baru bermunculan, lanskap keagamaan Igbo akan terus melakukan diversifikasi dan/atau beradaptasi, baik untuk inklusivitas atau eksklusivitas di antara agama-agama yang ada dan yang baru muncul, demi kelangsungan hidup Igbo.

Share