Perdamaian dan Rekonsiliasi dalam Agama-Agama Ibrahim: Sumber, Sejarah dan Prospek Masa Depan

Abstrak:

Makalah ini mengkaji tiga pertanyaan mendasar: Pertama, pengalaman historis agama Ibrahim dan peran perdamaian dan rekonsiliasi dalam evolusinya; Kedua, sumber daya dalam agama-agama ini untuk perdamaian dan rekonsiliasi, yang kami maksud adalah kepercayaan dan teks tradisional yang mendorong perdamaian dan hidup berdampingan; Ketiga, apa yang perlu kita lakukan saat ini, dalam hal memperdalam perdamaian dan rekonsiliasi antar agama dan bagaimana ajaran agama dapat berperan sentral dalam menyelesaikan konflik antar bangsa.

Baca atau unduh makalah lengkap:

Schiffman, Lawrence H (2016). Perdamaian dan Rekonsiliasi dalam Agama-Agama Ibrahim: Sumber, Sejarah dan Prospek Masa Depan

Jurnal Hidup Bersama, 2-3 (1), hlm. 4-16, 2016, ISSN: 2373-6615 (Cetak); 2373-6631 (Online).

@Artikel{Schiffman2016
Judul = {Perdamaian dan Rekonsiliasi dalam Agama Ibrahim: Sumber, Sejarah dan Prospek Masa Depan}
Penulis = {Lawrence H. Schiffman}
Url = {https://icermediation.org/peace-and-reconciliation-in-the-abrahamic-religions/}
ISSN = {2373-6615 (Cetak); 2373-6631 (Online)}
Tahun = {2016}
Tanggal = {2016-12-18}
IssueTitle = {Resolusi Konflik Berbasis Keyakinan: Menjelajahi Nilai-Nilai Bersama dalam Tradisi Keagamaan Ibrahim}
Jurnal = {Jurnal Hidup Bersama}
Volumenya = {2-3}
Angka = {1}
Halaman = { 4-16}
Publisher = {Pusat Mediasi Etno-Agama Internasional}
Alamat = {Gunung Vernon, New York}
Edisi = {2016}.

Share

Artikel terkait

Agama di Igboland: Diversifikasi, Relevansi, dan Kepemilikan

Agama merupakan salah satu fenomena sosio-ekonomi yang mempunyai dampak yang tidak dapat disangkal terhadap umat manusia di mana pun di dunia. Meskipun terlihat sakral, agama tidak hanya penting untuk memahami keberadaan penduduk asli tetapi juga memiliki relevansi kebijakan dalam konteks antaretnis dan pembangunan. Bukti sejarah dan etnografis mengenai berbagai manifestasi dan nomenklatur fenomena agama berlimpah. Bangsa Igbo di Nigeria Selatan, di kedua sisi Sungai Niger, adalah salah satu kelompok budaya kewirausahaan kulit hitam terbesar di Afrika, dengan semangat keagamaan yang jelas yang berimplikasi pada pembangunan berkelanjutan dan interaksi antaretnis dalam batas-batas tradisionalnya. Namun lanskap keagamaan di Igboland terus berubah. Hingga tahun 1840, agama dominan masyarakat Igbo adalah agama asli atau tradisional. Kurang dari dua dekade kemudian, ketika aktivitas misionaris Kristen dimulai di wilayah tersebut, sebuah kekuatan baru muncul yang pada akhirnya akan mengubah lanskap keagamaan masyarakat adat di wilayah tersebut. Kekristenan tumbuh mengerdilkan dominasi agama Kristen. Sebelum seratus tahun agama Kristen di Igboland, Islam dan agama lain yang kurang hegemonik muncul untuk bersaing dengan agama asli Igbo dan Kristen. Makalah ini menelusuri diversifikasi agama dan relevansi fungsinya terhadap pembangunan harmonis di Igboland. Ini mengambil data dari karya yang diterbitkan, wawancara, dan artefak. Argumennya adalah ketika agama-agama baru bermunculan, lanskap keagamaan Igbo akan terus melakukan diversifikasi dan/atau beradaptasi, baik untuk inklusivitas atau eksklusivitas di antara agama-agama yang ada dan yang baru muncul, demi kelangsungan hidup Igbo.

Share